YANG TUA YANG BERKARYA
Jumlah orang tua lanjut usia (lansia) di Jepang semakin meningkat. Layanan kesehatan yang mumpuni, pola hidup dan diet yang sehat serta kebiasaan jalan kaki yang dilakukan oleh orang Jepang mungkin beberapa penyebab.
Lansia yang memainkan alat musik tradisonal
Usia lanjut tidak menjadikan orang Jepang menjadi beban bagi keluarganya. Meskipun secara fisik kekuatan mereka sudah melemah seiring dengan pertambahan usia tapi semangat dan kemandirian yang dimiliki tetap menggelora. Menurut pengamatan saya selama tinggal di Kyoto, lansia Jepang tidak hanya tinggal di rumah menonton TV berjam-jam atau duduk melamun dengan pandangan kosong serta serba dilayani oleh keluarganya seperti yang kebanyakan yang kita saksikan di Indonesia. Mereka tetap beraktivitas seperti layaknya orang yang lebih muda. Travel ke luar negeri, sekedar kumpul-kumpul bersama teman sesama lansia, berkebun, belajar hal baru seperti bahasa asing ataupun musik serta menjadi volunteer atau sukarelawan di beberapa kegiatan sosial. Seperti halnya beberapa tutor saya yang mengajar bahasa Jepang untuk orang asing pada kelas volunteer di Kyoto International Community House, beberapa diataranya sudah memasuki usia pensiun, 65 sampai dengan 75 tahun. Mereka mungkin menggunakan prinsip USE IT OR LOSE IT, maksudnya gunakan tubuh, pikiran dan kemampuan yang dimiliki selagi masih kuat agar tidak termakan usia dan menjadi pikun.
Bahkan mereka yang sudah berusia sangat lanjut pun masih bepergian dan mengurus keperluan sendiri, seperti belanja dan ke rumah sakit. Jika mereka sudah sulit untuk berjalan secara normal biasanya dibantu dengan sebuah alat yang selain berfungsi sebagai penyangga tubuh juga memiliki tempat menyimpan barang. Transportasi Jepang sangat mendukung dengan mengratiskan tarif bus bagi penduduk senior ini.
Mungkin sudah menjadi karakter orang Jepang yang sudah dibiasakan mandiri sejak kecil. Rasa malu yang tinggi juga salah satu faktor yang membuat mereka tidak ingin membebani keluarga dan orang lain. Kalau mereka pingsan di tempat umum maka dengan segera ambulans akan datang membawa lansia ini ke rumah sakit secara gratis. Bagaimana nasib para lansia di Indonesia? Apakah mereka menjadi warga negara yang terlupakan?
0 komentar:
Posting Komentar